Bunker kuno peninggalan zaman penjajahan Belanda yang ditemukan di kompleks Balai Kota Solo diduga kuat bekas tempat persembunyian. Bunker tersebut sedang digali tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, tim Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Solo, serta dibantu sejumlah petugas polisi dari Polresta Surakarta.
Para pekerja berhasil menemukan pintu masuk bunker kuno itu. Tangga yang menjadi jalan menuju pintu bunker terletak di sebelah timur. Tampak genangan air ada di dalam bunker. Guna penggalian lebih lanjut, mereka membersihkan genangan air tersebut.
Bangunan bunker memiliki panjang sekitar 15,4 meter dan lebar 4,6 meter. Di atas bangunan terdapat beberapa lubang yang ditengari berfungsi sebagai alat sirkulasi udara. Tembok bangunan bunker itu memiliki ukuran yang sangat tebal.
Kepala Seksi Heritage Pemerintah Kota Solo, Mufti Raharjo, mengatakan bunker ini memang difungsikan sebagai tempat perlindungan pada zaman kolonial dulu. Pasalnya, kompleks Balaikota Solo pada zaman dulu merupakan rumah dinas residen Belanda.
"Menurut penuturan orang zaman dulu, di atas bunker merupakan taman yang cukup indah. Mungkin keberadaan bunker di bawah taman pada waktu itu menjadi semi kamuflase untuk persembunyian pejabat sipil maupun militer Belanda," kata dia.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan bangunan bunker cukup menarik karena terbuat dari tembok yang cukup tebal sehingga kontruksi bangunan ini menjadi kuat. "Bangunan ini terlihat kokoh karena memiliki kontur tembok yang tebal dan kuat. Jadi secara kontruksi memang gila kuatnya. Ya, namanya juga bangunan untuk emergency, perlindungan pada waktu itu," ucapnya.
Dia menuturkan, timnya masih terus menggali terus untuk mengetahui secara utuh bangunan tersebut. Selain itu, proses pembersihan dalam bunker yang terdapat genangan air juga terus dilakukan.
Para pekerja berhasil menemukan pintu masuk bunker kuno itu. Tangga yang menjadi jalan menuju pintu bunker terletak di sebelah timur. Tampak genangan air ada di dalam bunker. Guna penggalian lebih lanjut, mereka membersihkan genangan air tersebut.
Bangunan bunker memiliki panjang sekitar 15,4 meter dan lebar 4,6 meter. Di atas bangunan terdapat beberapa lubang yang ditengari berfungsi sebagai alat sirkulasi udara. Tembok bangunan bunker itu memiliki ukuran yang sangat tebal.
Kepala Seksi Heritage Pemerintah Kota Solo, Mufti Raharjo, mengatakan bunker ini memang difungsikan sebagai tempat perlindungan pada zaman kolonial dulu. Pasalnya, kompleks Balaikota Solo pada zaman dulu merupakan rumah dinas residen Belanda.
"Menurut penuturan orang zaman dulu, di atas bunker merupakan taman yang cukup indah. Mungkin keberadaan bunker di bawah taman pada waktu itu menjadi semi kamuflase untuk persembunyian pejabat sipil maupun militer Belanda," kata dia.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan bangunan bunker cukup menarik karena terbuat dari tembok yang cukup tebal sehingga kontruksi bangunan ini menjadi kuat. "Bangunan ini terlihat kokoh karena memiliki kontur tembok yang tebal dan kuat. Jadi secara kontruksi memang gila kuatnya. Ya, namanya juga bangunan untuk emergency, perlindungan pada waktu itu," ucapnya.
Dia menuturkan, timnya masih terus menggali terus untuk mengetahui secara utuh bangunan tersebut. Selain itu, proses pembersihan dalam bunker yang terdapat genangan air juga terus dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar