Entah karena berkulit hitam atau karena alasan lain. Yang pasti, Earl Sampson, terus menerus dicurigai polisi sebagai kriminal hingga dalam empat tahun ia tercatat 258 kali diinterograsi polisi, 100 kali dicari polisi, dan 56 kali dijebloskan ke penjara.
Daily News, Jumat (22/11/2013), memberitakan, pria berusia 28 tahun itu berulang kali dicurigai sebagai penjahat di tempat kerjanya di sebuah toko. Pemilik toko itu kesal dan melaporkan tindakan polisi yang semena-mena, sebab, Sampson ditangkap meskipun sang pemilik toko menjelaskan bahwa ia adalah karyawan toko itu.
Setidaknya dalam empat tahun terakhir, seminggu sekali ia berurusan dengan polisi. Sebagian besar kesalahannya adalah pemilikan ganja. “Polisi itulah yang membuat catatan buruk terhadap Sampson. Dia itu orang baik, lugu, dan pendiam. Dia tidak melakukan kejahatan,” ujar Alex Saleh, pemilik 207 Quickstop, toko tempat Sampson bekerja.
Saleh berencana menggugat polisi dan walikota Florida dengan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia. Seminggu sebelumnya, ia memasang kamera CTTV untuk membuktikan hal itu.
Saat ditangkap, Sampson sudah menjadi pegawai toko itu. Karena itulah Saleh dan pelanggan toko itu mengeluhkan tindakan polisi.
Salah satu rekaman CCTV memperlihatkan, Sampson sedang bekerja mengisi lemari es dengan sejumlah minuman. Tiba-tiba polisi datang dan menuduhnya mencuri. Kontan saja, Saleh yang juga berada di lokasi menjelaskan bahwa Sampson adalah pekerjanya yang sedang bekerja. Namun, polisi tidak peduli dan tetap menangkapnya.
“Polisi itu bertanya, kamu sedang ngapain?”
Sampson menjawab, “Saya bekerja di sini.” Itupun diperkuat oleh kasir yang membenarkan bahwa Sampson adalah karyawan di toko itu.
“Saya bilang, saya pemilik toko ini, lepaskan dia. Namun polisi itu hanya menanggapi enteng dan tak peduli, “oh ya…. Kalau begitu dia lebih berkuasa dari pada saya,” kata polisi itu. Sampson kemudian ditangkap dan digeledah.
Saleh menuduh polisi itu masuk ke tokonya tanpa membawa surat perintah. [tjs]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar