Bank Indonesia (BI) memperkirakan ekonomi global akan bergerak dengan rata-rata pertumbuhan sekitar 3,9% dalam kurun waktu 2015-2018. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan akan meningkat di level 6,5% pada tahun 2018.
"Sejalan dengan membaiknya ekonomi Amerika Serikat (AS), harga komoditas nonmigas yang meningkat serta pemulihan ekonomi dunia dapat mengerek pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 6,5% di 2018," ucap Gubernur BI, Agus Martowardojo di Jakarta, Kamis (14/11/2013) malam.
Ekonomi yang tinggi ini, tambah dia, dapat dicapai apabila kebijakan transformasi perekonomian berjalan sesuai harapan. Kebijakan ini dapat memperbaiki keseimbangan struktural antara permintaan dan penawaran serta melonggarkan kendala struktur neraca transaksi berjalan. "Tapi pertumbuhan ekonomi berpotensi tersendat di sekitar 6% bila proses transformasi tidak berjalan sesuai harapan," tegasnya.
Sementara perekonomian pada tahun 2014, Agus memperkirakan masih dalam tahap konsolidasi lantaran belum rampungnya proses koreksi ekonomi dalam memulihkan defisit neraca transaksi berjalan. Diharapkan defisit ini dapat melorot pada tahun 2014 karena laju impor semakin terkendali.
"Jadi kami proyeksikan pertumbuhan ekonomi membaik di kisaran 5,8%-6,2% di 2014. Prospek ini ditopang oleh perbaikan ekspor sejalan dengan membaiknya perekonomian global dan permintaan domestik," tutur dia.
Dari sisi harga, dia memproyeksikan, gerak inflasi akan kembali terkendali pada kisaran target 4,5 plus minus 1%. Ini dipengaruhi dampak positif dari berbagai kebijakan BI dan pemerintah.
Sementara untuk prospek perbankan tahun depan, lanjut Agus, pihaknya akan mengantisipasi kenaikan suku bunga karena belum menguatnya perekonomian domestik. "Sehingga diperkirakan pertumbuhan kredit perbankan diperkirakan berada dalam kisaran 15%-17% karena didukung pertumbuhan dana pihak ketiga pada kisaran yang sama," ujarnya.
Dia menilai, pertumbuhan kredit cukup konsisten karena BI akan menyeimbangkan kembali perekonomian. Pihaknya berharap peran aktif dari perbankan untuk dapat menyesuaikan target pertumbuhan kredit dalam rencana bisnis bank 2014. "Supaya konsisten dengan upaya kami bersama mengelola perekonomian ke arah yang lebih sehat," tutup Agus. (Fik/Ndw)
"Sejalan dengan membaiknya ekonomi Amerika Serikat (AS), harga komoditas nonmigas yang meningkat serta pemulihan ekonomi dunia dapat mengerek pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 6,5% di 2018," ucap Gubernur BI, Agus Martowardojo di Jakarta, Kamis (14/11/2013) malam.
Ekonomi yang tinggi ini, tambah dia, dapat dicapai apabila kebijakan transformasi perekonomian berjalan sesuai harapan. Kebijakan ini dapat memperbaiki keseimbangan struktural antara permintaan dan penawaran serta melonggarkan kendala struktur neraca transaksi berjalan. "Tapi pertumbuhan ekonomi berpotensi tersendat di sekitar 6% bila proses transformasi tidak berjalan sesuai harapan," tegasnya.
Sementara perekonomian pada tahun 2014, Agus memperkirakan masih dalam tahap konsolidasi lantaran belum rampungnya proses koreksi ekonomi dalam memulihkan defisit neraca transaksi berjalan. Diharapkan defisit ini dapat melorot pada tahun 2014 karena laju impor semakin terkendali.
"Jadi kami proyeksikan pertumbuhan ekonomi membaik di kisaran 5,8%-6,2% di 2014. Prospek ini ditopang oleh perbaikan ekspor sejalan dengan membaiknya perekonomian global dan permintaan domestik," tutur dia.
Dari sisi harga, dia memproyeksikan, gerak inflasi akan kembali terkendali pada kisaran target 4,5 plus minus 1%. Ini dipengaruhi dampak positif dari berbagai kebijakan BI dan pemerintah.
Sementara untuk prospek perbankan tahun depan, lanjut Agus, pihaknya akan mengantisipasi kenaikan suku bunga karena belum menguatnya perekonomian domestik. "Sehingga diperkirakan pertumbuhan kredit perbankan diperkirakan berada dalam kisaran 15%-17% karena didukung pertumbuhan dana pihak ketiga pada kisaran yang sama," ujarnya.
Dia menilai, pertumbuhan kredit cukup konsisten karena BI akan menyeimbangkan kembali perekonomian. Pihaknya berharap peran aktif dari perbankan untuk dapat menyesuaikan target pertumbuhan kredit dalam rencana bisnis bank 2014. "Supaya konsisten dengan upaya kami bersama mengelola perekonomian ke arah yang lebih sehat," tutup Agus. (Fik/Ndw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar