Bila di Jakarta masyarakat sangat mudah memiliki mobil asal punya uang untuk membelinya, di Beijing hal berbeda terjadi. Sebab meski memiliki uang, kesempatan anda untuk memiliki mobil ternyata hanya 1 persen. Alias sangat sulit membeli mobil baru.
Hal itu terjadi karena pemerintah kota Beijing memang serius melakukan pembatasan kendaraan akibat ancaman kemacetan dan polusi yang semakin akut.
Saat ini saja --sejak tahun 2011-- pemerintah kota Beijing hanya mengeluarkan sekitar 20.000 izin kendaraan baru. Masyarakat yang ingin membeli mobil harus lebih dahulu mendaftarkan namanya untuk kemudian diundi tiap bulan siap yang berhak mendapat izin dan pelat nomor.
Jadi meski sudah memiliki uang, calon konsumen belum tentu bisa langsung membeli mobil mereka bila nama mereka tidak keluar di undian bulanan. Tahun depan, pemerintah kota Beijing menurut rencana akan mengurangi kembali angka pelat nomor yang akan mereka keluarkan hingga 38 persen sebagai upaya untuk mengurangi polusi dan kemacetan lalu lintas di sana.
Beijing akan mengurangi jumlah tahunan pelat nomor baru menjadi hanya 150.000 pada tahun 2014 dari 240.000 yang dilakukan sekarang.
Bahkan langkah itu menurut rencana bukanlah yang terakhir. Karena pada tahun 2017 pemerintah berencana hanya akan mengeluarkan 90.000 pelat nomor dan izin untuk kendaraan bermesin konvensional karena sisanya ingin diberikan pada kendaraan ramah lingkungan.
Ada potensi penjualan mobil sekitar 6 miliar RMB atau sekitar Rp 11,43 triliun yang tidak didapat para penjual mobil karena model pembatasan ini dalam 3 tahun terakhir.
Hal ini tentu bisa dianggap merupakan bentuk pembatasan kendaraan yang unik. Sebab produsen dibebaskan untuk menjual mobil, hanya saja hal itu akan percuma bila mobil tidak memiliki pelat nomor dan surat-surat resmi.
Bahkan di Oktober 2013 lalu saja ada 1,66 juta warga Beijing yang berharap mendapat pelat nomor. Padahal pemerintah kota hanya mengeluarkan izin bagi 20.000 mobil baru tiap bulannya.
Al hasil, persentase tiap orang yang namanya diundi untuk mendapatkan pelat nomor pun makin kecil, yakni hanya 1,1 persen saja.
Nanti, ada syarat lain yang harus dipenuhi calon pemilik mobil di Beijing. Yakni mereka harys membukikan dulu kalau mereka memiliki tempat parkir di lokasi rumah mereka sebelum membeli mobil.
Sebab menurut angka yang dikutip China Car Times dari Beijing Traffic Control Office ternyata 40 persen mobil di Beijing tidak memiliki tempat parkir resmi dan hanya diparkirkan di pinggir jalan umum. Ini tentu akan menjadi masalah potensial di masa depan yang harus segera ditanggulangi.
Ini akan menjadi sederet aturan baru yang akan menyulitkan para calon pemilik mobil di Beijing di masa depan. Untuk orang yang sudah memiliki mobil sendiri, selain pajak tinggi, pemerintah Beijing juga sedang menggodok rencana untuk mengimplementasikan pajak kemacetan lalu lintas.
Hal itu terjadi karena pemerintah kota Beijing memang serius melakukan pembatasan kendaraan akibat ancaman kemacetan dan polusi yang semakin akut.
Saat ini saja --sejak tahun 2011-- pemerintah kota Beijing hanya mengeluarkan sekitar 20.000 izin kendaraan baru. Masyarakat yang ingin membeli mobil harus lebih dahulu mendaftarkan namanya untuk kemudian diundi tiap bulan siap yang berhak mendapat izin dan pelat nomor.
Jadi meski sudah memiliki uang, calon konsumen belum tentu bisa langsung membeli mobil mereka bila nama mereka tidak keluar di undian bulanan. Tahun depan, pemerintah kota Beijing menurut rencana akan mengurangi kembali angka pelat nomor yang akan mereka keluarkan hingga 38 persen sebagai upaya untuk mengurangi polusi dan kemacetan lalu lintas di sana.
Beijing akan mengurangi jumlah tahunan pelat nomor baru menjadi hanya 150.000 pada tahun 2014 dari 240.000 yang dilakukan sekarang.
Bahkan langkah itu menurut rencana bukanlah yang terakhir. Karena pada tahun 2017 pemerintah berencana hanya akan mengeluarkan 90.000 pelat nomor dan izin untuk kendaraan bermesin konvensional karena sisanya ingin diberikan pada kendaraan ramah lingkungan.
Ada potensi penjualan mobil sekitar 6 miliar RMB atau sekitar Rp 11,43 triliun yang tidak didapat para penjual mobil karena model pembatasan ini dalam 3 tahun terakhir.
Hal ini tentu bisa dianggap merupakan bentuk pembatasan kendaraan yang unik. Sebab produsen dibebaskan untuk menjual mobil, hanya saja hal itu akan percuma bila mobil tidak memiliki pelat nomor dan surat-surat resmi.
Bahkan di Oktober 2013 lalu saja ada 1,66 juta warga Beijing yang berharap mendapat pelat nomor. Padahal pemerintah kota hanya mengeluarkan izin bagi 20.000 mobil baru tiap bulannya.
Al hasil, persentase tiap orang yang namanya diundi untuk mendapatkan pelat nomor pun makin kecil, yakni hanya 1,1 persen saja.
Nanti, ada syarat lain yang harus dipenuhi calon pemilik mobil di Beijing. Yakni mereka harys membukikan dulu kalau mereka memiliki tempat parkir di lokasi rumah mereka sebelum membeli mobil.
Sebab menurut angka yang dikutip China Car Times dari Beijing Traffic Control Office ternyata 40 persen mobil di Beijing tidak memiliki tempat parkir resmi dan hanya diparkirkan di pinggir jalan umum. Ini tentu akan menjadi masalah potensial di masa depan yang harus segera ditanggulangi.
Ini akan menjadi sederet aturan baru yang akan menyulitkan para calon pemilik mobil di Beijing di masa depan. Untuk orang yang sudah memiliki mobil sendiri, selain pajak tinggi, pemerintah Beijing juga sedang menggodok rencana untuk mengimplementasikan pajak kemacetan lalu lintas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar